Home » » MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM BIMBINGAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI ALAT PERAGA VISUAL DI KELAS 1 PENJUALAN 1 SMK NEGERI 1 PURWOKERTO

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM BIMBINGAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI ALAT PERAGA VISUAL DI KELAS 1 PENJUALAN 1 SMK NEGERI 1 PURWOKERTO

Written By ISPI Banyumas on 10/09/08 | 9/10/2008

Oleh :
Dra. RUBIYAH

(Ketua MGMP BK Kabupaten Banyumas, Anggota ISPI)

ABSTRAK

Pendidikan merupakan proses perubahan dalam diri anak dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari anak-anak menuju dewasa. Pada usia remaja yang merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa, perubahan yang menonjol adalah mulai berfungsinya alat reproduksi. Hal tersebut ditandai dengan perkembangan perilaku seksual remaja yang sangat dipengaruhi oleh sumber informasi yang diperoleh. Jika informasi yang diperoleh benar dan dapat dipertanggungjawabkan maka perkembangan perilaku seksual remaja positif dan sebaliknya. Tidak jarang pada usia remaja, mereka mengalami masalah yang berakibat fatal bagi masa depannya.


Dari data siswa drop out di SMK N 1 Purwokerto pada tahun pelajaran 2004/2005 dan tahun 2005/2006 dari jumlah siswa drop out, 50 % lebih disebabkan hamil pada saat masih sekolah dan pergaulan bebas.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah apakah dengan perubahan kegiatan bimbingan kesehatan reproduksi remaja melalui alat peraga visual dapat meningkatkan motivasi siswa mengikuti bimbingan dan dapat berhasil dengan efektif ?

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki tindakan yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan kesehatan reproduksi remaja serta untuk memperbaiki tindakan yang dapat meningkatkan hasil bimbingan terhadap siswa dalam memahami kesehatan reproduksi remaja secara efektif, tepat guna dan tepat sasaran.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan. Metode pengumpulan data yang dipakai, observasi untuk mengamati perilaku siswa dalam mengikuti bimbingan dan mengamati motivasi ketrampilan dasar siswa. Wawancara untuk mengungkap motivasi siswa mengikuti bimbingan serta penguasaan materi dan fungsi alat peraga yang dipakai. Untuk melengkapi data, peneliti juga memberikan angket dan mengadakan tes tertulis.

Analisis data menggunakan analisis deskriptif prosentase dengan cara hasil observasi dan wawancara ditabulasi secara nominal, sedangkan hasil angket dari data kualitatif dikuantitatifkan. Dari prosentase yang diperoleh digunakan untuk mengetahui sejauh mana terjadi perubahan.

Dari analisis data antar siklus menunjukkan hasil sebagai berikut :

1. observasi untuk mengamati perilaku siswa dalam mengikuti bimbingan pada siklus 1 rata-rata 44,7 % dan pada siklus 2 menjadi 72,78 %.Observasi untuk mengamati motivasi ketrampilan dasar siswa dari 76,75 % pada siklus 1 menjadi 94,75 % pada siklus 2.

2. hasil wawancara pada siklus 1, 77,4 % menjadi 92,9 % pada siklus 2.

3. hasil angket juga mengalami peningkatan yang signifikan terbukti yang memperoleh hasil “cukup” menurun dari 12,9 % menjadi 4 % saja, tetapi yang memperoleh hasil “sangat memuaskan” meningkat dari 67,9 % menjadi 88,5 %.

Dari kondisi awal ( pra siklus ) dan hasil penelitian dengan hasil seperti di atas membuktikan hipotesis peneliti yaitu jika bimbingan kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan dengan alat peraga visual maka motivasi siswa mengikuti bimbingan akan meningkat, terbukti.

Kata Kunci : Motivasi siswa, kesehatan reproduksi remaja, alat peraga visual


I. PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses perubahan dalam kehidupan anak manusia dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari kanak-kanak menjadi dewasa. Proses perubahan yang dikemas dalam sistem pendidikan bukan hanya pada perubahan penguasaan pengetahuan dan teknologi saja, tapi juga mencakup perubahan mentalitas dan fisik menuju kesempurnaan manusia.

Perkembangan yang sangat pesat pada remaja baik mental maupun fisik membutuhkan pengetahuan tentang psikologi dan biologi remaja. Dari sinilah pentingnya bimbingan kesehatan reproduksi remaja. Pada usia remaja alat reproduksi mulai memunculkan dorongan fungsinya. Pada umumnya remaja mensikapi perubahan ini dengan cara alamiah saja, sehingga mereka ada yang selamat dari perubahan alat reproduksi dan sekolahnya selesai dan ada yang tidak sehingga terpaksa mereka drop out karena hamil pada saat masih sekolah.

Dari data siswa drop out tahun 2004/2005, 2005/2006 di SMK N 1 Purwokerto, 50 % lebih disebabkan karena hal di atas.

Satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing untuk mengurangi angka drop out yang disebabkan faktor hamil pada saat sekolah adalah mengupayakan agar bimbingan kesehatan reproduksi remaja mencapai tingkat yang efektif. Upaya itu dapat ditempuh dengan meningkatkan motivasi siswa dengan menggunakan metode bimbingan yang tepat.



  1. Perumusan Masalah

Berangkat dari realita dan harapan tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah kegiatan bimbingan kesehatan reproduksi remaja dengan pem

bimbing menerangkan, siswa mendengarkan masih efektif ?

2.Apakah dengan perubahan kegiatan bimbingan kesehatan reproduksi remaja melalui alat peraga visual dapat meningkatkan motivasi siswa mengikuti bimbingan dan dapat berhasil dengan efektif ?

C. Tujuan

1. Memperbaiki tindakan yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan kesehatan reproduksi remaja

2.Memperbaiki tindakan yang dapat meningkatkan hasil bimbingan terhadap siswa dalam memahami kesehatan reproduksi remaja secara efektif, tepat guna dan tepat sasaran.

D. Manfaat

  1. Bagi guru pembimbing dalam melakukan proses pembimbingan secara baik, menarik, sehingga motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan meningkat

  2. Dapat digunakan oleh guru pembimbing SMK N 1 Purwokerto secara efektif dalam menyampaikan bimbingan kesehatan reproduksi remaja, sehingga siswa drop out karena hamil pada saat siswa sekolah menjadi menurun

  3. Dapat dirasakan langsung oleh siswa dalam menguasai kesehatan reproduksi remaja, sehingga siswa akan dapat mengatur, merencanakan dan memelihara alat reproduksi secara benar, bermanfaat dan bertanggung jawab.

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Motivasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988:593 motivasi adalah 1) dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atu tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; 2) usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Motivasi dianggap sesuatu yang sangat penting karena menjadi sesuatu yang menyebabkan dan mendukung perilaku manusia supaya bekerja giat dan antusias dalam melaksanakan proses untuk mencapai hasil yang optimal.

B. Bimbingan

Menurut Edy Hendrarno (2003:23), bimbingan adalah proses memberikan bantuan kepada para siswa dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang kesulitan yang dihadapinya dalam rangka perkembangannya yang optimal sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan diri dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan lingkungan sekolah dan masyarakat

Dilihat dari segi sifat, bimbingan ada yang disebut bimbingan perseveratif, yaitu bimbingan yang diberikan sehubungan dengan perkembangan murid. Bimbingan berusaha mendampingi siswa agar tidak timbul masalah dan dapat berkembang secara wajar. Sedangkan dilihat dari jenis, bimbingan dapat dibedakan bimbingan pendidikan, sosial, pribadi, pengajaran, dan penggunaan waktu luang.

Bimbingan yang diberikan di sekolah merupakan suatu proses pemberian bantuan pada siswa agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman yang benar akan diri pribadinya dan dunia sekitar. Dengan pemahaman tersebut, siswa diharapkan mampu mengambil keputusan untuk melangkah maju dalam perkembangannya dapat menolong dirinya sendiri dalam menghadapi dan memecahkan masalah. Jika siswa mampu mengambil keputusan demikian, maka akan terbentuk penyesuaian yang sehat dan memajukan kesejahteraan mentalnya, mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya serta kematangan dalam perannya sebagai pria atau wanita.

Dalam penelitian tindakan ini, penulis sengaja mengambil istilah bimbingan karena sasaran utama adalah layanan dan bantuan pada siswa agar mereka memiliki pemahaman yang benar akan diri pribadinya dan dunia sekitar berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja, agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam memecahkan masalah alat reproduksi untuk mencapai penyesuaian yang sehat dan sejahtera mentalnya.

C. Kesehatan Reproduksi Remaja

. Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental ataupun sosial yang berkaitan dengan sistem reproduksi (Depdiknas, 2006:58).

Dalam kamus besar bahasa Indonesia ( 1988:739 ) remaja diartikan: mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin, ia sekarang sudah bukan kanak-kanak lagi. Dari arti tersebut dapat dikatakan bahwa remaja adalah proses perubahan anak-anak tumbuh mulai dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan fisik dan perubahan mental baik laki-laki maupun perempuan.

Problema remaja yang perlu mendapat perhatian serius karena perubahan fisik dan mental adalah perilaku seksual remaja, pada masa pubertas terjadi peningkatan hormon seksual yang menyebabkan perubahan perilaku yang berkaitan dengan kehidupan seksual yang dipengaruhi oleh sumber informasi seperti teman, buku bacaan, majalah, guru maupun orang tua. Apabila sumber informasi yang diperoleh benar dan dapat dipertanggungjawabkan maka perkembangan perilaku seksual remaja positif dan sebaliknya.

D. Alat Peraga Visual

Alat peraga merupalan bagian dari metodologi pembelajaran atau pembimbingan. Prof. A. Ghazali, MA, menyebutkan agar peserta didik mudah mengingat, menceritakan dan melaksanakan sesuatu ( pelajaran ) yang pernah diamati ( diterima/dialami ) di kelas perlu didukung dengan program-program (media pengajaran ) yang konkrit ( Akhmad Rohani, 2004:23 ).

Alat peraga/alat bantu visual dalam konsep pengajaran visual adalah gambar, model, benda atau alat-alat lain yang memberikan pengalaman visual yang nyata kepada siswa. Alat peraga visual bertujuan untuk :

  1. memperkenalkan, membentuk, memperkaya serta memperjelas pengertian atau konsep yang abstrak kepada siswa

  2. mengembangkan sikap yang dikehendaki

  3. mendorong kegiatan siswa lebih lanjut ( Nana Sudjana dan Ahmad Rivai,2003:57 )

Setiap alat peraga memiliki kelebihan dan kekurangan untuk itu dibu tuhkan kejelian pembimbing dalam memilih, menurut Haryanto, 2005:239 kriteria memilih alat peraga antara lain: bertujuan, terpadu, sesuai keadaan peserta didik dan tersedia.

E. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kerangka teoritis motivasi mempunyai makna dorongan yang timbul dalam diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Faktor yang mempengaruhi motivasi dalam mengikuti bimbingan kesehatan reproduksi remaja berasal dari dalam maupun dari luar.

Proses pembimbingan kesehatan reproduksi remaja melalui alat peraga visual dapat dijadikan upaya dan sarana untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan. Peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan merupakan sebuah proses yang dilakukan secara bertahap, melalui fase rangsangan, tugas, penelaahan, penalaran dan pemahaman yang dilakukan dalam proses bimbingan.

Dengan adanya bimbingan kesehatan reproduksi remaja melalui alat peraga visual diharapkan siswa lebih tertarik dan lebih mudah memahami betapa pentingnya proses bimbingan kesehatan reproduksi remaja yang dirasakan langsung oleh siswa dan pembimbing, yang terpenting bagi pembimbing adalah bagaimana pembimbing berupaya terus untuk dapat memotivasi siswa dengan dorongan dan rangsangan yang tepat, sehingga siswa dapat termotivasi untuk menguasai materi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.

F. Hipotesis Tindakan

Jika bimbingan kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan dengan alat peraga visual maka motivasi siswa mengikuti bimbingan kesehatan reproduksi remaja akan meningkat.

III. METODOLOGI PENELITIAN
  1. Setting Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan, penelitian yang dilakukan secara siklus, oleh guru di kelas dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan ( Anjar priyatni, 2006:1).

Penelitian ini merupakan penelitian guru pembimbing untuk memperbaiki proses pembimbingan kesehatan reproduksi remaja di SMK N 1 Purwokerto, sedangkan langkah-langkah penelitian dilakukan dengan siklus berdaur ulang dan berkelanjutan.

  1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah pembimbing dan siswa. Pembimbing

sebagai peneliti dan pelaksana proses bimbingan sedangkan siswa sebagai subyek yang diteliti oleh peneliti dalam proses bimbingan.

  1. Sumber Data

Penelitian ini mengambil data dari sumber data di kelas 1 Penjualan 1

sebanyak 40 siswa. Hal ini dilakukan agar data yang diambil dapat dijadikan rujukan sebagai sumber data yang valid walaupun mengambil sebagian dari sumber data yang ada di lingkungan SMK N 1 Purwokerto.

  1. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan random sampling

E. Metode Pengumpulan data :

  1. Observasi untuk mengamati perilaku siswa dalam mengikuti bimbingandan mengamati motivasi ketrampilan dasar siswa.

  2. Wawancara untuk mengungkap motivasi siswa mengikuti bimbingan, mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dan penggunaan alat peraga visual yang dipakai .

  3. Angket, berisi daftar pertanyaan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dalam memahami bimbingan kesehatan reproduksi remaja.

  4. Tes tertulis untuk mengetahui ketuntasan materi yang harus dipahami oleh siswa.

F.Validasi data

Agar diketahui kebermaknaan data-data yang diperoleh dalam

penelitian tindakan, data tersebut dikumpulkan dari validasi data proses bimbingan siswa, melalui tes, angket, observasi dan wawancara sehingga dapat diperoleh hasil yang terukur dan valid yang dapat mendukung hasil penelitian.

G. Analisis Data

Analisis deskriptif prosentase dengan cara hasil observasi dan wawancara ditabulasi secara nominal, sedangkan hasil angket dari data kualitatif dikuantitatifkan lalu dibuat tabulasi secara nominal Haasil tes dianalisis untuk mengetahui keterserapan materi bimbingan.Hasil tabulasi ditentukan angka prosentasenya, sejauh mana terjadi perubahan-perubahan yang memperngaruhi hasil pengolahan data.Dari prosentase yang diperoleh digunakan untuk mengetahui sejauh mana terjadi perubahan.

H. Indikator Kinerja
  1. Guna mengetahui keberhasilan kegiatan bimbingan dengan alat peraga visual mempengaruhi meningkatnya motivasi bimbingan kesehatan reproduksi remaja kepada siswa, apabila pada setiap pencapaian tindakan mencapai sekurang-kurangnya 70o% dari siswa melaksanakan bimbingan dengan baik dan dapat menerapkan dalam kehidupan keseharian dengan penuh tanggung jawab, dan mencapai daya serap sekurang-kurangnya 70%

  2. Sekurang-kurangnya pada kelas yang digunakan untuk penelitian, motivasinya meningkat dengan ditandai meningkatnya keterlibatan perilaku, perubahan sikap/mental dan perubahan penguasaan materi secara positif.

I. Prosedur Penelitian

Perencanaan, pelaksanaan tindakan, perumusan tindakan

IV. HASIL PENELITIAN
  1. Deskripsi Kondisi Awal


Kondisi awal proses bimbingan kesehatan reproduksi remaja pada kelas 1 Penjualan 1 yang digunakan sebagai sample penelitian dengan gejala-gejala sbb. :

  1. siswa kurang mempersiapkan diri untuk mengikuti bimbingan kesehatan reproduksi remaja

  2. awal pembimbingan siswa kurang antusias dan pasif

  3. siswa belum memiliki apresiasi pembimbingan kesehatan reproduksi remaja

  4. pemahaman konsep/materi bimbingan kurang

  5. siswa pada awal bimbingan belum mampu memadukan pengalaman pribadinya dengan konsep bimbingan. Dalam menyikapi bimbingan kesehatan reproduksi remaja terlihat kurang berminat.

  6. siswa kurang termotivasi untuk mengetahui dan mempraktikkan kesehatan reproduksi remaja

  7. keberanian siswa mengungkap dan bertanya masih sangat rendah

  8. bimbingan kesehatan reproduksi remaja masih dianggap biasa saja, sehingga tujuan kurang tercapai dan dianggap kurang bermakna.

Sebagai contoh dapat diketahui dan dilihat pada saat proses awal bimbingan berlangsung, pembimbing memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa, siswa tidak mampu menjawab dengan tepat, terlihat tidak menguasai materi yang disampaikan pembimbing. Demikian juga ketika pembimbing meminta siswa mengungkap pengalamannya yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja, siswa tidak ada yang berani mengungkapkannya. Padahal potensi siswa kelas I Penjualan 1 memiliki potensi yang baik dari sisi akademis dan mentalitasnya.

Hal ini menjadi suatu tantangan pemikiran pembimbing ketika melihat kondisi awal bimbingan kesehatan reproduksi remaja terlihat siswa tidak antusias, apatis, kesulitan memahami materi. Hal tersebut dikarenakan kebosanan dan kejenuhan menerima materi dengan mendengarkan saja, oleh karena itu butuh kreatifitas dan rangsangan pembimbing dalam menyampaikan bimbingan kesehatan reproduksi remaja dengan alat peraga visual.

B. Siklus 1

Pembimbing melakukan proses pemahaman pengetahuan berupa teori dan gagasan menggunakan berbagai metode serta memotivasi siswa. Siswa merespon teori dan gagasan yang diberikan, mengembangkan teori dan gagasan. Pembimbing sekaligus peneliti dibantu oleh kolaboran mengamati tingkah laku siswa khususnya motivasi mengikuti bimbingan, memberikan tes, melakukan wawancara dan memberikan angket.

C. Refleksi Siklus 1

Dari data hasil bimbingan kesehatan reproduksi remaja pada siklus 1 mulai terjadi perubahan sbb.:

  1. Perilaku siswa dalam mengikuti bimbingan terlihat antusias terbukti dari jumlah siswa yang mengikuti bimbingan, mengerjakan tugas di atas 75 %. Tapi jika dilihat dari jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, menyampakan pendapat masih sangat kurang.

Dari hasil analisa pengamatan perilaku siswa mengikuti bimbingan baru mencapai 44,7 %

  1. Hasil pengamatan motivasi ketrampilan dasar siswa baru mencapai 76,75 %

  2. Hasil wawancara juga tergambar belum optimal, baru mencapai 77,4%

  3. Hasil angket mencapai sangat menguasai/sangat memuaskan sebesar 67,9 %, menguasai/memuaskan sebesar 19,1 % dan hasil cukup 12,9%

  4. Hasil tes untuk mengukur keterserapan materi sudah baik yaitu mencapai nilai rata-rata 88,88.

Karena bimbingan kesehatan reproduksi remaja bukan hanya menekankan pada penguasaan materi tapi juga bagaimana remaja mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai norma yang berlaku, maka peneliti akan melakukan penekanan penggunaan metode dan penggunaan alat peraga visual dalam memberikan bimbingan untuk lebih meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam memberikan pendapat, bertanya, penguasaan materi dan keterampilan aplikatif pada siklus 2.

D. Siklus 2

Peneliti pada siklus 2 mencoba melaksanakan tindakan penajaman dalam melaksanakan metode bimbingan dari analisis kelemahan yang masih timbul dalam pelaksanaan siklus 1, berupa menajamkan penggunaan alat peraga visual, menajamkan penjelasan/keterangan konsep dan penajaman tugas.

E. Refleksi Siklus 2

Dari siklus 2 terdapat perubahan sebagai berikut :

  1. Hasil pengamatan perilaku siswa mengikuti bimbingan sebesar 72,78 %

  2. Hasil pengamatan motivasi ketrampilan dasar siswa sebesar 94,75 %

  3. Hasil wawancara sebesar 92,9 %

  4. Hasil angket sebagai berikut :

    1. memperoleh hasil cukup, hanya 4 %

    2. memperoleh hasil menguasai/memuaskan 75 %

    3. memperoleh hasil sangat memuaskan 88,5 %

  5. hasil tes mencapai nilai rata-rata 99.

Selain hasil di atas pelaksanaan siklus 2 dapat peneliti deskripsikan sebagai berikut :

  1. Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti proses bimbingan

  2. Siswa memahami betul tujuan yang hendak dicapai dalam proses bimbingan

  3. Pembimbingan teori dan aplikasi kesehatan reproduksi remaja lebih menarik dan sangat bermakna bagi siswa

  4. Motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan semakin meningkat

  5. Siswa lebih dapat menguasai materi/konsep dalam bimbingan

  6. Siswa lebih dapat menguasai dan memecahkan problema sehubungan dengan persoalan remaja

  7. Kreatifitas dan relasi sosial meningkat positif.

Sampai dengan siklus 2 terlihat dengan jelas bahwa, gejala- gejala yang

muncul dari kondisi awal mengalami perubahan yang sangat signifikan seiring dengan perubahan yang dilakukan oleh pembimbing secara positif dan hasil yang sangat memuaskan.

Untuk itu peneliti pada siklus 2 sudah dapat mengambil kesimpulan hasil

Penelitian dari pengamatan, wawancara , angket dan hasil tes. Dengan demikian pada siklus 3 dan siklus 4 peneliti hanya memberikan evaluasi dan sentuhan teknis untuk membuat langkah-langkah penguatan dari hasil kesimpulan siklus 1 dan siklus 2.

F. Perubahan Tiap Siklus dan Antar Siklus

Untuk mengetahui perubahan-perubahan kondisi yang terjadi dan perkembangan dari kondisi siklus 1 ke kondisi siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1 Perkembangan Tiap Siklus dan Antar Siklus


No.


Metode

Siklus 1

Siklus 2

1.

Pengamatan perilaku mengikuti bimbingan

44,7 %

72,78 %

2.

Pengamatan motivasi ketrampilan dasar siswa

76,75 %

94,75 %

3.

Wawancara

77,4 %

92,9 %

4.

Angket:

a.cukup

b. menguasai/memuaskan

c.sangat menguasai/sangat memuaskan


12,9 %

19,1 %

67,9%


4 %

7,5 %

88,5 %

5.

Tes

88,88

99






Dari tabel di atas tergambar perubahan yang signifikan dari siklus 1 ke siklus 2 dilihat dari berbagai metode yang digunakan oleh peneliti. Dari hasil pengamatan perilaku siswa mengikuti bimbingan meningkat tajam dari 44,7 % menjadi 72,78 % atau mengalami kenaikan sebesar 28,08 % Hasil pengamatan motivasi ketrampilan dasar siswa mengalami kenaikan sebesar 18 %, sedangkan hasil wawancara juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 15,5 %. Dari hasil angket yang sangat menguasai/sangat memuaskan meningkat, sedang memperoleh hasil memuaskan/menguasai dan cukup, menurun. Hasil tes nilai rata-rata juga naik yaitu dari rata-rata 88,88 menjadi rata-rata 99.

G. Hasil Penelitian

Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam perkembangan bimbingan dan memalui alat peraga visual dalam memberikan bimbingan kesehatan reproduksi remaja yang tepat dan komprehensip dari siklus 1 ke siklus 2, peneliti menggunakan penajaman metode yang dapat menghasilkan meningkatnya motivasi siswa mengikuti bimbingan sehingga dapat terlihat bahwa : indikator-indikator keberhasilan bimbingan tercapai dengan baik dan berdampak positif bagi peningkatan kemampuan siswa.

Dari siklus 1 ke siklus 2 terlihat bahwa keinginan dan dorongan siswa untuk mengikuti bimbingan kesehatan reproduksi remaja meningkat lebih besar, hal tersebut terlihat dengan tanda semakin besarnya perubahan sikap dan perilaku siswa. Hasil penelitian menunjukkan dari hasil pengamatan baik perilaku mengikuti bimbingan, motivasi ketrampilan dasar siswa, hasil wawancara , hasil angket dan hasil tes semua menunjukkan peningkatan.

Dari data perubahan tersebut menunjukkan bahwa ketercapaian pembimbing dalam memberikan bimbingan kesehatan reproduksi remaja melalui alat peraga visual tercapai dengan hasil sangat optimal, melampaui jauh di atas ketuntasan bimbingan 70 %.


V. PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasar teori, penyajian data dan analisa data mengenai upaya meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti bimb ingan kesehatan reproduksi remaja sebagai bentuk pelayanan bimb ingan sebagaimana tersaji pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sbb.:

  1. Pelaksanaan bimbingan dengan perubahan metode dapat menciptakan

suasana baru yang kondusif untuk proses bimbingan.

  1. Pelaksanaan bimbingan dengan menggunakan alat peraga visual merangsang siswa tertarik untuk mengikuti proses bimbingan.

  2. Pelaksanaan bimbingan dengan menggunakan alat peraga visual dapat

membantu siswa dengan cepat memahami dan menguasai materi bimbingan.

  1. Pelaksanaan bimbingan dengan menggunakan alat peraga visual men

dorong siswa untuk percaya diri dalam mengikuti bimbingan.

  1. Pelaksanaan bimbingan dengan menggunakan alat peraga visual men

dorong keberanian siswa untuk bertanya.

  1. Pelaksanaan bimbingan dengan alat peraga visual mendorong siswa

untuk mengungkapkan pendapatnya.

  1. Pelaksanaan bimbingan menggunakan alat peraga visual memudahkan

siswa memadukan materi dengan mengeksresikan pengalamannya dalam menjaga/merawat kesehatan alat reproduksinya.

B. Implikasi

Setelah mencermati hasil pengamatan dan pengolahan data, maka dapat diketahui bahwa untuk dapat mengetahui kebermaknaan dan manfaat metode bimbingan yang digunakan mempunyai pengaruh terhadap meningkatnya motivasi siswa, dapat dilihat dari kemampuan pembimbing dalam melakukan upaya-upaya menciptakan rangsangan yang tepat agar siswa lebih tergugah dan tertarik mengikuti bimbingan dan menguasai materi dengan mudah.

Oleh karena itu dalam melaksanakan bimbingan pembimbing harus dapat mengamati dengan cermat dan tepat gejala-gejala yang timbul yang dialami siswa baik sebelum pelaksanaan pembimbingan maupun pada saat pelaksanaan bimbingan, sehingga pembimbing dapat mencari dan menentukan solusi yang tepat untuk memotivasi siswa dalam mengikuti bimbingan dengan tuntas sesuai target yang ditentukan.

Dengan demikian agar pembimbingan dapat berhasil dengan baik, pembimbing harus dapat menciptakan suasana bimbingan yang tepat. Karena suasana bimbingan akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti bimbingan. Pembimbingan yang berhasil akan selalu diikuti adanya perubahan-perubahan perilaku dan sikap siswa yang positif dalam mengikuti bimbingan. Dari sinilah muncul apa yang disebut dengan memberikan motivasi untuk memperkuat dorongan dan rangsangan yang mempengaruhi sikap, minat dan perilaku siswa mengikuti bimbingan.

Terjadinya perubahan sikap, minat dan perilaku siswa dalam mengikuti bimbingan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil bimbingan yang terukur, yaitu di setiap akhir bimbingan siswa akan memperoleh hasil bimbingan yang baik mencapai target ketuntasan bimbingan dari sisi normative dan perubahan serta kesiapan mental untuk bisa mengaplikasikan sekuat tenaga tiada henti untuk dapat mendorong dan menciptakan proses bimbingan yang tepat guna dan tepat sasaran sehingga kebermaknaan bimbingan akan langsung dirasakan bersama oleh siswa maupun pembimbing.

C. Saran

Agar proses bimbingan kesehatan reproduksi remaja dirasakan menarik dan dapat dipahami dengan mudah sebaiknya pembimbing melaksanakan hal sebagai berikut :

  1. pembimbing perlu berusaha terus-menerus mengembangkan metode dan cara penyajian yang lebih variatif dan rekreatif agar kegiatan bimbinganmenarik bagi siswa

  2. pembimbing dalam melaksanakan bimbingan kesehatan reproduksi remaja sebaiknya menggunakan alat peraga visual karena berdasarkan penelitian tindakan yang dilakukan peneliti alat peraga visual dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan, memperjelas pemahaman siswa tentang alat reproduksi sehingga menumbuhkan minat siswa untuk menjaga kebersihan organ reproduksi dan menjaga perilaku seksual yang bertanggung jawab sesuai norma yang berlaku.





DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Pelatihan Pembina UKS di

SMA/SMK/MA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Pendi

dikan Pengembangan Kualitas Jasmani.

Harjanto. 2005. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hendrarno, Edy dkk. 2003. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Swadaya Ma

nunggal.

Prijatni, Anjar. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah yang Disajikan pada

Bintek Karya Tulis Ilmiah Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas

FKPPG PGRI Kabupaten Banyumas, Purwokerto, 11 – 12 April 2006.

Rohani HM, Akhmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi. Jakarta: Rine

ka Cipta.

Sudjana, Nana dan Rivai, Akhmad. 2003. Teknologi Pengajaran: Sinar Baru Al

Gensindo.


























Share this article :

0 komentar:



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) - Kontak Person : 0812 2935 3524
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger