Home » , » Kiat Memberdayakan Forum MGMP

Kiat Memberdayakan Forum MGMP

Written By ISPI Banyumas on 19/06/13 | 6/19/2013

Oleh : Deni Kurniawan As'ari
Sekretaris II ISPI Banyumas  dan Mantan Ketua MGMP 

Kegiatan MGMP IPS SMK Banyumas
Forum MGMP yang sejatinya menjadi wadah untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru, kini sebagian besar seolah hidup enggan, mati pun tak mau. Eksistensinya antara ada dan tiada. Boleh jadi, secara kepengurusan ada, namun aktivitas dan manfaatnya tidak terasa. Bahkan ada beberapa MGMP di suatu kabupaten hanya tinggal nama. Ada pula MGMP yang kembali menggeliat ketika mendapat suntikan dana dari pemerintah berupa blockgrant. Kalau tidak ada, ya sudah!
Kenyataan ini ditambah dengan ‘plesetan sumir’ yang sering ditujukan kepada pengurus MGMP dengan akronim : Mulih Gasik Mampir Pasar, maksudnya pulang awal, kemudian mampir ke pasar. Barangkali sebutan ini muncul karena pernah ada ‘oknum’ pengurus MGMP yang suka seperti itu. MGMP hanya menjadi tempat kumpul-kumpul dan kangen-kangenan yang jauh dari nilai akademik dan ilmiah untuk mendiskusikan berbagai persoalan pembelajaran.
 

Sebagai wadah profesi yang bersifat nonstruktural, sesungguhnya MGMP memiliki peran penting dan strategis untuk meningkatkan mutu guru. Meminjam ungkapan Prof. Dr. H. Fasli Jalal -Wakil Mendiknas RI- bahwa forum MGMP dipercaya menjadi salah satu sarana yang efektif dalam upaya pembinaan profesionalisme guru dalam kerangka kegiatan “oleh, dari dan untuk guru” (2005). Dalam hemat penulis, ungkapan wamendiknas itu dapat dipahami ketika forum MGMP mampu memainkan peran dan fungsinya secara optimal.

Arief Achmad (2004) memaparkan bahwa setidaknya ada 6 (enam) tujuan MGMP. Pertama, memotivasi guru guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat evaluasi program pembelajaran. Kedua untuk menyatakan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan. Ketiga untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan mencari solusi alternatif pemecahannya sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing, guru, kondisi sekolah, dan lingkungannya; Keempat, untuk membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan dengan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan kurikulum, metodologi, dan sistem pengujian yang sesuai dengan mata pelajaran yang bersangkutan; Kelima, saling berbagi informasi dan pengalaman dari hasil lokakarya, simposium, seminar, diklat, classroom action research, dan referensi; dan keenam, mampu menjabarkan dan merumuskan agenda reformasi sekolah (school reform), khususnya focus classroom reform, sehingga berproses pada reorientasi pembelajaran yang efektif.

Hanya saja, pelbagai tujuan mulia di atas belum sepenuhnya dapat dicapai oleh forum MGMP saat ini. Berdasarkan tinjauan penulis, ada 3 (tiga) kategori kondisi MGMP. Pertama, MGMP yang aktif —rutin ada kegiatan– Dua, MGMP kurang aktif –kadang ada kegiatan– teruatama kalau ada bantuan dana dari pemerintah, dan tiga, MGMP tidak aktif –tidak pernah ada kegiatan sama sekali–

Komitmen Tinggi

Menurut penulis setidaknya ada 6 (enam) kiat yang musti dipertimbangkan untuk memberdayakan forum MGMP.

Pertama, dimilikinya sosok ketua MGMP yang kapabel (mampu), kredibel (dapat dipercaya), akseptabel (dapat diterima) dan responsibel (bertanggungjawab). Hal ini penting karena ketua sebagai
penggerak berjalannya forum MGMP. Sosok ketua harus mampu mengarahkan, memimpin dan memiliki keterampilan teknis yang memadai.

Kedua, komitmen tinggi pengurus dan anggota. Personil yang menjadi pengurus perlu orang-orang yang militan dan dapat diandalkan. Komitmen dari segenap pengurus dan anggota perlu untuk terus ditingkatkan. Salah satu upayanya adalah dimilikinya rule of the game yang jelas dan visi misi yang dipahami bersama.

Ketiga, dimilikinya program kerja. Tidak dapat dimungkri bahwa beberapa MGMP yang tidak aktif karena tidak jelasnya program kerja. Kegiatan hanya ada saat ada mood dari sang ketua atau pengurusnya. Di awal kepengurusan perlu disusun bersama program jangka pendek, menengah dan panjang yang menjadi acuan dalam action selama masa kepengurusan.

Keempat perlunya dukungan dan partisipasi semua pihak. Dukungan bukan hanya datang dari kepala sekolah namun juga dari komite sekolah, MKSS, organisasi profesi, pihak sponsor, penerbit dan tentu saja dinas pendidikan sendiri.

Kelima, perlunya dana operasional. Ada ungkapan ’jer basuki mawa bea’ bahwa suatu kegiatan perlu ditopang dana yang memadai. Untuk itu pengurus MGMP perlu kreatif dalam mencari dan menggali dana. Sangat mustahil program MGMP dapat terlaksana dengan baik tanpa dukungan dana. Penulis mengamati ada MGMP yang berhasil menggandeng kerjasama dengan pihak penerbit atau sponsor sehingga persoalan dapat diatasi. Namun masih ada MGMP di Banyumas yang sama sekali belum pernah mendapat bantuan sepeser pun dari dinas pendidikan yang bersumber dari APND atau blockground.

Keenam, pembinaan dari dinas pendidikan. Peran dinas dalam hal ini bidang dikmen dan dikdas sangat diperlukan demi terwujudnya MGMP yang sehat dan profesional. Komitmen tersebut bisa ditunjukkan dengan memberikan kesempatan dan ruang seluas-luasnya kepada MGMP untuk menjalankan peran dan fungsinya. Selain itu secara rutin dan berkala MGMP perlu dibimbing dan diarahkan agar lebih berdaya dan dapat merealisasikan tujuannya.

Selamat berjuang kepada kawan-kawan aktivis MGMP. Sudah waktunya MGMP dapat berperan optimal demi kemajuan pendidikan.
***
Share this article :


 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) - Kontak Person : 0812 2935 3524
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger