Oleh : SISMANAN, S.Pd
(Pengurus ISPI Banyumas, Guru MTS Muhammadiyah Patikraja.
Teringat dengan Film Laskar Pelangi, maka saya teringat pula iklan di televisi tentang sekolah gratis yang diperankan oleh Cut Nini yang juga berperan sebagai Bu Muslimah dalam Film Laskar Pelangi.
Sebagai orang yang bergelut didunia pendidikan, apalagi pendidikan swasta, saya terusik dengan iklan tersebut karena memberikan dampak terhadap masyarakat secara umum dan sekolah swasta.
Iklan tersebut bisa menjadi boomerang bagi pemerintah. Kenapa? Karena iklan tersebut tidak memberikan penjelasan tentang komponen mana yang digratiskan, sedang biaya pendidikan meliputi banyak hal. Tanpa penjelasan komponen apa yang digratiskan dan sepertinya bermuatan politis serta banyak memberikan mimpi terutama mereka yang menganggap bahwa sekolah betul-betul tidak memerlukan biaya. Bila kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang mereka impikan maka mereka yang semula simpati dapat menjadi berbalik menjadi antipati kepada pemerintah.
Permasalahan juga dapat muncul antara pihak sekolah dengan masyarakat. Hal tersebut muncul karena masyarakat tidak mau memberikan bantuan untuk penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan belum semua komponen penyelengaraan pendidikan ditanggung pemerintah. Maka bila sekolah meminta bantuan dan partisipasi dari masyarakat atau orangtua maka mereka akan protes atau ketegangan antara sekolah dan orangtua.
Pihak yang paling dirugikan dari iklan tersebut adalah sekolah swasta. Karena jelas tertulis bahwa sekolah gratis berlaku untuk SD dan SMP Negeri. Sekolah swasta yang selama ini ada kesan mahal dibanding sekolah negeri akan semakin dianggap mahal. Sekolah swasta pinggiran yang nasibnya sudah kempas-kempis, akan semakin terpuruk dalam kehancuran.
Kekhawatiran saya mudah-mudahan tidak menjadi kenyataan karena menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas dalam acara Dialog Pendidikan Gratis, Benarkah? Yang diselenggarakan oleh PC IMM Banyumas Sabtu 16 Juli 2009 di Aula Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas. Walaupun penulis tidak mengikuti lengkap karena ada tugas pendidikan yaitu mengajar Kejar Paket C,. Menurutnya pelaksanaan sekolah gratis di Kabupaten Banyumas meliputi biaya operasional komite diseluruh SD dan SMP, kecuali sekolah standar internasional dan Nasional. Sedang sekolah masih bisa menarik biaya lain seperti dana pembangunan pada tahun pertama dan beberapa biaya lainnya. Mudahan-mudahan sekolah gratis, ada dimana-mana, betul-betul nyata bukan impian belaka, serta tidak dibedakan negeri dan swasta, pendidikan umum atau agama.
(Pengurus ISPI Banyumas, Guru MTS Muhammadiyah Patikraja.
Teringat dengan Film Laskar Pelangi, maka saya teringat pula iklan di televisi tentang sekolah gratis yang diperankan oleh Cut Nini yang juga berperan sebagai Bu Muslimah dalam Film Laskar Pelangi.
Sebagai orang yang bergelut didunia pendidikan, apalagi pendidikan swasta, saya terusik dengan iklan tersebut karena memberikan dampak terhadap masyarakat secara umum dan sekolah swasta.
Iklan tersebut bisa menjadi boomerang bagi pemerintah. Kenapa? Karena iklan tersebut tidak memberikan penjelasan tentang komponen mana yang digratiskan, sedang biaya pendidikan meliputi banyak hal. Tanpa penjelasan komponen apa yang digratiskan dan sepertinya bermuatan politis serta banyak memberikan mimpi terutama mereka yang menganggap bahwa sekolah betul-betul tidak memerlukan biaya. Bila kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang mereka impikan maka mereka yang semula simpati dapat menjadi berbalik menjadi antipati kepada pemerintah.
Permasalahan juga dapat muncul antara pihak sekolah dengan masyarakat. Hal tersebut muncul karena masyarakat tidak mau memberikan bantuan untuk penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan belum semua komponen penyelengaraan pendidikan ditanggung pemerintah. Maka bila sekolah meminta bantuan dan partisipasi dari masyarakat atau orangtua maka mereka akan protes atau ketegangan antara sekolah dan orangtua.
Pihak yang paling dirugikan dari iklan tersebut adalah sekolah swasta. Karena jelas tertulis bahwa sekolah gratis berlaku untuk SD dan SMP Negeri. Sekolah swasta yang selama ini ada kesan mahal dibanding sekolah negeri akan semakin dianggap mahal. Sekolah swasta pinggiran yang nasibnya sudah kempas-kempis, akan semakin terpuruk dalam kehancuran.
Kekhawatiran saya mudah-mudahan tidak menjadi kenyataan karena menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas dalam acara Dialog Pendidikan Gratis, Benarkah? Yang diselenggarakan oleh PC IMM Banyumas Sabtu 16 Juli 2009 di Aula Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas. Walaupun penulis tidak mengikuti lengkap karena ada tugas pendidikan yaitu mengajar Kejar Paket C,. Menurutnya pelaksanaan sekolah gratis di Kabupaten Banyumas meliputi biaya operasional komite diseluruh SD dan SMP, kecuali sekolah standar internasional dan Nasional. Sedang sekolah masih bisa menarik biaya lain seperti dana pembangunan pada tahun pertama dan beberapa biaya lainnya. Mudahan-mudahan sekolah gratis, ada dimana-mana, betul-betul nyata bukan impian belaka, serta tidak dibedakan negeri dan swasta, pendidikan umum atau agama.
2 komentar:
aduh pak deni yang terhormat..
blog'a baguzzz banget cie,jadi pengen di ajarin nich..
pertahanin ya pak n moga selalu suxes bwt pak deni...
aduh pak deni yang terhormat...
blog nya bagus bangetzz cie,jadi pengen di ajarin nh,,,,
dpertahanin ya pak n moga suxes selalu bwt pak deni
Posting Komentar